Langsung ke konten utama

LAPORAN OBSERVASI ANAK TUNADAKSA


LAPORAN HASIL
OBSERVASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
 (TUNA DAKSA)
Mata Kuliah      : Pendidikan Inklusi
Dosen              : Dedi Mulia,M.Pd
logo-untirta-baru.jpg












Nama Anggota:
                                    Farhana Nursyamsi U             (2227150138)
                                    Hanifah Dwi Anggrayni         (2227141486)
                                    Kartika                                                (2227142021)
                                    Ukhti Annisa                           (2227142111)
Kelas : III C / PGSD
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
      TAHUN 2015


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang lagi maha pengasih lagi maha penyayang ,kami panjatkan Puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat hidayah, dan inayahnya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah OBSERVASI TERKAIT DENGAN TUNA DAKSA dan pembahasannya,dapat terselesaikan pada waktunya. Bahasan kali ini mengupas mengenai “OBSERVASI DALAM PEMBELAJARAN TUNA DAKSA , yang tentunya dalam makalah ini lebih dikerucutkan mengenai Anak-anak penyandang tuna daksa .
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya kami memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan, untuk itu kami sangat terbuka terhadap berbagai kritikan sebagai bentuk penyempurna makalah ini. Semoga kedepan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan ajar mata kuliah Pendidikan Inklusi jurusan PGSD.



Serang,  Oktober 2015


Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………….…..……. i
            DAFTAR ISI  ………………………………………………………………..……... ii
BAB I     PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Masalah  …………………………………………..…....… 4
1.2              Rumusan Masalah  ……………………………………………….…..…… 5
1.3              Tujuan Penulisan  ………………….…………………….………….…….. 5
1.4              Manfaat penulisan ………………………………………………………….5
BAB II    LANDASAN TEORI       
2.1              Pengertian Tuna daksa…………………..……………..………………….. 3
2.2              Pengertian Tuna daksa menurut para ahli ………...………………………. 3
BAB III  PEMBAHASAN
3.1              Tempat Observasi………….…………………………...…………………. 5
a.       Profil Sekolah
b.      Profil Guru Pengajar
3.2        Waktu Observasi…………………………………………………………...5
3.3        Subjek Penelitian…………………………………………………………..5
3.2              Hasil Observasi……...…………………...………………………………..12

          BAB IV PENUTUP                                                                       
4.1         Kesimpulan  ………………...………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA  ……………………………………………………………………...14
LAMPIRAN






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Persepsi masyarakat awam tentang anak berkelainan fungsi anggota tubuh (anak tunadaksa) sebagai salah satu jenis anak berkelainan dalam konteks Pendidikan Luar Biasa (Pendidikan Khusus) masih dipermasalahkan. Munculnya permasalahan tersebutterkait dengan asumsi bahwa anak tunadaksa (kehialangan salah satu atau lebih fungsianggota tubuh) pada kenyataannya banyak yang tidak mengalami kesulitan untuk menititugas perkembangannya, tanpa harus masuk sekolah khusus untuk anak tunadaksa(khususnya tunadaksa ringan).
        Kegiatan observasi ini merupakan kegiatan pembelajaran mata kuliah pendidikan inklusi di jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kegiatan observasi ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengenal secara langsung anak-anak yang berkebutuhan khusus, terutama anak yang mengalami tuna daksa. Dengan mata kuliah ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa sebagai calon guru dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif di berbagai daerah di Indonesia.
      Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.
Orang-orang yang berkrbutuhan khusus sering diolok-olok dan dikucilkan. Padahal mereka juga memiliki hak yang sama dengan orang-orang nornal pada umumnya. Mereka juga mempunyai hak untuk menuntut ilmu, akan tetapi mereka tidak bisa sekolah di sekolah umum, melainkan di sekolah  khusus untuk orang-orang yang berkrbutuhan khusus  (SLB). Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi kita agar selelu bersyukur, karena Tuhan menciptakan kita dengan kesempurnaan. Bukan hanya itu, kita juga hars bisa menghargai mereka dengan tidak mengucilkan atau mengolok-oloknya.




1.2  Rumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.                  Apa pengertian tuna daksa?
2.                  Bagaimana karakteristik anak tuna daksa?
3.                  Apa peran sekolah, dan keluarga terhadap anak tuna daksa?
4.                  Apa peran lingkungan terhadap anak tuna daksa?
5.                  Bagaimana sistem pembelajaran yang digunakan untuk anak yang berkebutuhan    khusus?

1.3   Tujuan Observasi
1.         Untuk mengetahui apa itu tuna daksa
  2.         Untuk mengetahui karakteristik anak yang tunadaksa.
3.         Untuk mengetahui peran sekolah dan keluarga terhadap anak tuna daksa
4.         Untuk mengetahui peran lingkungan terhadap anak tuna daksa
5.         Untuk mengetahui secara langsung bagaimana kegiatan belajar mengajar anak mengalami gangguan cacat fisik (tunadaksa).

1.4   Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yakni untuk memberikan informasi dan pemahaman konseptual mengenai anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan cacat fisik (tunadaksa) diSKh Samantha kota serang.
    








BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Definisi Anak Berkebutuhan Khusus ( Tuna daksa)
Secara etiologis, gambaran seseorang yang diidentifikasi mengalami ketunadaksaan, yaitu seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemapuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan. Menyimak keadaan fisik yang tampak pada anak tunadaksa ortopedi dan tunadaksa saraf tidak terdapat perbedaaan yang mencolok, sebab secara fisik kedua jenis anak tunadaksa memiliki kesamaan, terutama pada fungsionalisasi anggota tubuh namun, apabila dicermati secara seksama untuk memanfaatkan fungsi tubuhnya akan tampak perbedaan.
B.     Definisi Tuna  daksa menurut para ahli
·         Didalam Wikipedia, pengertian Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.

·         Secara definitif, pengertian kelainan fungsi anggota tubuh (tunadaksa) adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu layanan secara khusus (Suroyo&Kneedler dalam Efendi, 2006).


BAB III
PEMBAHASAN

A.    Tempat  Observasi
Dari observasi kami tanggal 22 September 2015 di SKh Samantha kita mendapatkan hasil
a.       Profil Sekolah
Sekolah                                                     :  SKh. Samantha
Alamat Sekolah                                                   
Jalan                                                    : 
Lingkungan Penancangan Pasir RT. 02 / 04
Desa / Kelurahan                                 :  Kaligandu
Kecamatan                                          :  Serang
Kab / Kota                                          :  Serang
Provinsi                                               :  Banten
     Nomor Telepon                                          :  ( 0254 ) 9144105
     Kode Pos                                                   :  42151
                 Status Sekolah                                           :  Swasta
     Akreditasi SDLB                                       :  C
     Nomor Statistik Sekolah ( NSS )               :  80 2280 40 1002
     Nomor Pokok Sekolah Nasional ( NPSN ):  20605335
     Nama Yayasan                                           :  Yayasan Samantha

b.      Profil Guru pengajar
Kepala Sekolah : Didik Setyabudi
Guru:
1.      Sarief Nurhidayat, S.Pd
2.      Dede Supriyatna, S.Pd
3.      Beny Slamet Laharjo, S.Pd
4.      Deni Suhendi, S.Pd
5.      Jemakir
6.      Laminiarti, S.Psi.
7.      Neneng Armala
8.      Isnawari D.W., S.Pd
9.      Sopiah
10.  Robiatul Adawiah
11.  Sunaeni, S.Pd

B.     Waktu Observasi
Kegiatan observasi dilakukan di Sekolah Khusus Samantha Kota Serang, yang dilaksanakan pada hari Senin 22 September mulai pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB.

C.     Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadiakn subjek penelitian adalah siswa yang mengalami cacat fisik (Tuna Daksa) di Sekolah Khusus Samantha Kota Serang, dengan jumlah siswa sebanyak 2 anak yang terdiri dari 1 orang siswa kelas 5 dan kelas 4. Akan tetapi subjek penelitian kami adalah siswa kelas 5 yang bernama Angga.

D.    Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan pada siswa yang mengalami cacat fisik (Tuna Daksa) di Sekolah Khusus Samantha Kota Serang, di  SD tersebut terdapat dua orang siswa yang mengalami gangguan cacat fisik. Di Sekolah Khusus tersebut menerima berbagai ketunaan, baik itu tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, autis dan lain sebagainya. Dalam kelas ini proses pembelajaran dilaksanakan secara umum seperti pada SD regular lainnya yaitu dari hari senin sampai dengan sabtu, namun ada perbedaan bagi siswa yang bernama angga yang mengalami cacat fisik sehingga kegiatan system pembelajarannya di khusus kan. Kondisi tubuh angga lengkap namun syaraf-syaraf ditubuh angga terganggu sehingga menghambat pergerakan angga maka dari itu untuk bersekolah angga harus menggunakan kursi roda. Metode yang digunakan adalah metode ceramah yang dipadukan alat peraga agar lebih mudah dalam penyampaiannya.
Kurikulum yang digunakan di Sekolah Khusus Samantha Kota Serang adalah KTSP 2006. Kurikulum, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang ada di SKh Samantha Serang yang digunakan sama seperti sekolah pada umumnya, tetapi  disesuaikan dengan kemampuan masing – masing anak.
Kami telah mewawancarai dua anak yang mengalami tuna daksa, anak tersebut bernama Angga dan Alif. Namun kami hanya berfokus kepada anak yang bernama Angga.

a.       Profil Angga
Nama                     :  Angga
Tanggal lahir         :  10 Juni 2000
Kelas                     :  5 SD
Umur                     :  15 tahun
Alamat                  :  Komplek Kasemen
Hobby                   :  Main Gadget dan Playstasion
Cita – cita              :  Dokter
Anak ke                 :  Anak ke- 4 dari 4 bersaudara
Mata Pelajaran Favorit      : Matematika

Angga sudah 2 tahun bersekolah di Sekolah Khusus Samantha dan kemajuannya cukup signifikan dalam dirinya semakin mandiri dan semangat dalam bersekolah. Faktor penyebab nya ialah diakibatkan oleh kesalahan pada proses kelahirannya.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah Khusus Samantha berlangsung selama 6 hari dari hari senin sampai hari sabtu sejak pukul 08.00 – 10.00 WIB, Dalam pembelajaran dikelas, media yang digunakan adalah Laptop, buku paket, dan speaker. Setiap siswa dapat memilih guru yang nyaman dalam memberikan materi dikelas, seperti Angga memilih pak Denny suhendi S.Pd .

Salah satu Guru pengajar di Samantha ada 12 pengajar dimana yang kami minta untuk di wawancarai adalah pak Denny selaku wali kelas dari Annga, pak Denny tinggal di Pandeglang dan dia sudah 2 tahun mengajar di Samantha, dan dipilih oleh Angga sebagai guru yang memberikan pembelajaran dikelas.



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang diadapat dari laporan hasil observasi anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan fisik atau tuna daksa disekolah khusus Samantha antara lain: anak dengan gangguan fisik atau tuna daksa adalah anak yang mengalami gangguan syaraf-syaraf sedemikian rupa, sehingga membutuhkan layanan khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya.
1.      Tunadaksa Saraf (neurologically handicapped)
Anak tunadaksa saraf yaitu anak tunadaksa yang mengalami kelainan akibat gangguan pada susunan saraf di otak. Otak sebagai pengontrol tubuh memiliki sejumlah saraf yang menjadi pengendali mekanisme tubuh sehingga jika otak mengalami kelainan, sesuatu akan terjadi pada organisme fisik, emosi, dan mental.
2.      cerebral palsy menurut derajat kecacatannya diklasifikasikan menjadi :
·         Ringan
Ciri-cirinya yaitu dapat berjalan tanpa alat bantu, bicara jelas, dan dapat menolong diri sendiri.
·         Sedang
Ciri-cirinya Membutuhkan bantuan untuk latihan bicara, berjalan, dan mengurus diri.
·         Berat
Ciri-cirinya membutuhkan perawatan tetap dalam ambulansi, bicara, dan menolong diri.
3.      Hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan otak bayi pada saat bayi dilahirkan antra lain :
·         Kesulitan persalinan karena letak bayi sungsang atau pinggung ibu terlalu kecil.
·         Pendarahan pada otak pada saat kelahiran.
·         Kelahiran prematur.

4.      Karakteristik Anak Tunadaksa
Ø  Karakteristik Kognitif
Implikasi dalam konteks perkembangan kognitif menurut Gunarsa dalam Efendi (2006:124)  ada empat aspek yang turut mewarnai, yaitu:
a)      Kematangan, kematangan merupakan perkembangan susunan saraf misalnya mendengar yang diakibatkan kematangan susunan sarat tersebut.
b)      Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organism dengan lingkungan dan dunianya.
c)      Transmisi sosial, yaitu pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial.
d)     Ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam diri anak.
Ø  Karakteristik Intelegensi Tunadaksa
Untuk mengetahui tingkat intelegensi anak tunadaksa dapat digunakan tes yang telah dimodifikasi agar sesuai dengan anak tunadaksa. Tes tersebut antara lain Hausserman Test (untuk anak tunadaksa ringan), Illinois Test (The Psycholinguistis Ability), dan Peabody Picture Vocabulary Test. Lee dalam Soemantri (2007:129) mengungkapkan hasil penelitian yang menggunakan tes Binet untuk mengukur tingkat intelegensi anak tunadaksa yang berumur antara 3 sampai 6 tahun sebagai berikut:
1.      IQ tunadaksa berkisar antara 35-138.
2.      Rata-rata mereka adalah IQ 57.
3.      Klasifikasi tunadaksa yang lain yaitu:
Ø  Anak polio mempunyai rata-rata intelegensi yang tinggi yaitu IQ 92.
Ø  Anak yang TBC tulang rata-rata IQ 88
Ø  Anak yang cacat konginetal rata-rata IQ 61
Ø  Anak yang sapstik rata-rata IQ 69
Ø  Anak cacat pada pusat syaraf rata-rata IQ 74

Ø  Karakteristik Kepribadian Anak Tunadaksa

Terdapat hal yang tidak menguntungkan bagi perkembangan kepribadian anak tunadaksa, antara lain:
1.      Terhambatnya aktivitas normal sehingga menimbulkan perasaan frustasi
2.      Timbulnya kekhawatiran orang tua yang berlebihan yang justru akan menghambat terhadap perkembangan kepribadian anak karena orang tua biasanya cenderung over protective.
3.      Perlakuan orang sekitar yang membedakan terhadap anak tunadaksa menyebabkan anak merasa bahwa dirinya berbeda dengan orang lain.
5.  Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan pada siswa yang mengalami cacat fisik (Tuna Daksa) di Sekolah Khusus Samantha Kota Serang, di  SD tersebut terdapat dua orang siswa yang mengalami gangguan cacat fisik. Di Sekolah Khusus tersebut menerima berbagai ketunaan, baik itu tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, autis dan lain sebagainya. Dalam kelas ini proses pembelajaran dilaksanakan secara umum seperti pada SD regular lainnya yaitu dari hari senin sampai dengan sabtu, namun ada perbedaan bagi siswa yang bernama angga yang mengalami cacat fisik sehingga kegiatan system pembelajarannya di khusus kan. Kondisi tubuh angga lengkap namun syaraf-syaraf ditubuh angga terganggu sehingga menghambat pergerakan angga maka dari itu untuk bersekolah angga harus menggunakan kursi roda. Metode yang digunakan adalah metode ceramah yang dipadukan alat peraga agar lebih mudah dalam penyampaiannya.
Kurikulum yang digunakan di Sekolah Khusus Samantha Kota Serang adalah KTSP 2006. Kurikulum, strategi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang ada di SKh Samantha Serang yang digunakan sama seperti sekolah pada umumnya, tetapi  disesuaikan dengan kemampuan masing – masing anak.
Kami telah mewawancarai dua anak yang mengalami tuna daksa, anak tersebut bernama Angga dan Alif. Namun kami hanya berfokus kepada anak yang bernama Angga.























DAFTAR PUSTAKA





Komentar

Postingan populer dari blog ini

BILANGAN DAN LAMBANGNYA SERTA PEMBELAJARANNYA DI SD

MODUL 2 BILANGAN CACAH Kegiatan Belajar 1 Bilangan dan lambangnya serta pembelajarannya di SD A.     BILANGAN DAN LAMBANGNYA Dalam proses pembelajaran pokok bahasan bilangan dan lambangnya, hendaknya disiapkan media kertas atau bilangan masing – masing bertuliskan lambang bilangan seperti : 1, 10, 100, 1000, 10.000, 100.000. misalnya dalam sub pokok bahasan mengenal bilangan 100.001 – 500.000, langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut. 1.       Guru menjelaskan ulang nilai tempat yang ditempati oleh angka – angka suatu lambang bilangan yang terdiri dari 5 angka, dengan pertolongan kartu bilangan 1, 10, 100, 1000, 10.000, 100.000. 2.       Mengulang membaca dan menulis lambang bilangan yang terdiri dari 5 angka, misalnya guru menulis di papan tulis beberapa lambing bilangan 5 angka, siswa disuruh menulis nama bilangannya . 3.       Guru menjelaskan bahwa 1...

10 Manfaat Internet Jika Digunakan Secara Positif

10 Manfaat Internet Secara Positif  – Di era modern seperti saat ini keberadaan  internet  sudah tidak asing lagi di pendengaran kita. Berbeda jauh ketika internet pertama kali muncul. Sekarang hampir semua lapisan masyarakat di seluruh pelosok dunia sudah bisa merasakan manfaatnya internet. Karena internet adalah dunia tanpa batas yang artinya semua orang mempunyai hak sama untuk mengakses internet dimanapun orang tersebut berada. Dengan catatan kita mempunyai fasilitasnya seperti jaringan, kuota, media koneksi, dan lain sebagainya. Dengan internet ( interconnection networking ) akan membuka jaringan komunikasi global yang terbuka lebar. Karena internet mampu menghubungkan milyaran jaringan komputer di seluruh pelosok dunia dengan berbagai tipe dan jenis. Tentunya hal ini akan mampu memperkaya informasi serta pengetahuan kita. Globalisasi sebagian besar dipicu oleh keberadaan internet, karena internet mampu menghilangkan batas-batas dunia. Internet bisa membuat ja...