
Aku hanya ingin menulis sesuatu yang mungkin saja bisa menerjemahkan perasaan yang selalu datang. Entah apa yang kurasakan, setiap harinya selalu berubah. Tentang siapa yang membuat hari-hari menjadi lebih berwarna? menjadi lebih bermakna? menjadi lebih indah? atau bahkan yang mampu membuat hari-hari terasa mengerikan. Ini tentang dia, seseorang yang selalu kuperbicangkan sangat lama bersamaMu. Aku sudah tahu, perpisahan yang Kauciptakan adalah sesuatu yang terbaik untukku. Aku mengerti kalau Kau sudah mempersiapkan seseorang yang jauh lebih baik darinya.Perbedaan yang dirasakan dahulu dan sekarang memang jauh. Apalagi ketika dia menemukan penggantiku hanya dalam hitung jam. Aku memang tak habis pikir. Padahal, aku sedang menikmati perasaan bahagia yang meletup pelan-pelan itu. Bukannya ingin berpikiran negatif, tapi ternyata setiap manusia punya topengnya masing-masing. Ia berganti-ganti peran sesukanya. Sementara aku belum cukup cerdas untuk mengerti wajah dan kenampakan aslinya. Aku hanya melihat segala hal yang ia tunjukkan padaku, tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya ada dalam hatinya.
Aku tidak tahu bagaimana kabarnya sekarang. Bagaimana hubungannya dengan kekasih barunya. Aku tak terlalu ingin mengurusi hal itu. Aku yakin dia pasti bahagia, karena begitu mudah mendapatkan penggantiku.
Permintaan yang sama seperti kemarin, Tuhan. Jagalah kebahagiaannya untukku. Bahagiakan dia untukku. Senyumnya adalah segalanya yang kuharapkan. Selalu ada lengkungan senyum di bibirnya. Aku ingin lakukan apapun untuknya, tanpa melupakan rasa cintaku padaMu. Aku memang tak menyentuhnya. Tapi... dalam jarak sejauh ini, aku bisa terus memeluknya dalam doa.Aku memang tak perlu meratap, karena sepertinya ia bahagia bersama kekasih barunya. Ia pasti telah menemukan dunia baru yang indah dan menyenangkan. Aku turut senang jika hal itu benar, kembali pada bagian awal, Tuhan. Aku tak pernah ingin dia merasakan sakitnya perpisahan, seperti yang aku rasakan.
Kini giliran ku untuk melangkah kan kakiku ke depan, meninggalkan luka-luka masalalu sampai akhirnya aku terlupa oleh rasa sakit yang mengajarkanku dan membuat aku menjadi dewasa. Sehingga kita sama-sama merasakan kebahagiaan walaupun tidak bersama. Kembali pada bagian awal. Aku hanya ingin kita semua bahagia. Cukup.
Komentar
Posting Komentar